Halaman atau pekarangan rumah yang terbatas merupakan persoalan ketika keinginan untuk menyejukan rumah. Keindahan dan kesejukan yang dapat dinikmati, lalu bagai mana jika bibit bunga yang mahal diganti dengan hortikul ?, selain mendapat kesejukan dan keindahan tetapi juga dapat menikmatinya, dijual dan bahkan bisa berbagi dengan tetangga. Apalagi dengan perlakuan organik, akan lebih sehat pastinya.
Persoalan lahan yang sempit dipekarangan dapat teratasi dengan membuat vertikultur. Istilah vertikultur dari bahasa Inggris dari kata vertical dan culture yang artinya teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanamannya menggunakan sistem bertingkat. Dan tujuan utamanya adalah menggunakan lahan yang sempit secara optimal. Dsekilas teknik ini terlalu rumit, tetapi sangat mudah di praktekkan. Dan memang investasi yang dibutuhkan untuk teknik ini jauh lebih tinggi. Namun, dengan produksi yang lebih tinggi karena populasi tanaman yang lebih banyak maka investasi dapat tertutupi. Kelebihan sistem vertikultur lebih banyak dibanding kekurangannya.
Kelebihan | Kekurangan |
1.Bangunan vertikultur dapat dipindah – pindah. 2. penyiangan gulma berkurang. 3. Ada nilai estetika. 4. Bahan dapat menggunkan bahan bekas, misalnya pipa peralon, batang bambu, karung, dll. 5. Hilangnya pupuk oleh guyuran air hujan dapat terkurangi. 6. Disterilisasi media tanam dapat mengurangi resikao serangan hama dan poenyakit yang mengurangi biaya pengendalian. 7. Populasi tanaman persatuan luas lebih banyak karena disusun keatas.
| 1. Karena jarak tanaman yang rapat, tercipta kelembaban yang tinggi,menjadikan rentan terhadap serangan penyakit akibat cendawan. 2. Biaya awal cukup tinggi karena harus membuat struktur banguanan khusus dan media tanam. 3. media cepat kering jadi setiap 1 – 2 hari harus disiram. |
Dalam bercocock tanam vertikultur, yang harus diperhatikan adalah dua hal; yakni soal media tanam dan proses penanaman-perawatan tanaman. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
A. Media tanam
1. Memilih bahan
Dalam memilih bangunan tergantung kesediaan bahan yang ada disekitar. Bangunan ini bisa terbuat dari bambu, potongan kayu, gerabah, pipa peralon, karpet talang, karung plastik bekas dan polybag. Untuk karpet talang mempunyai sifat kuat dan awet sehingga dapat diguanakan sampai 4 – 5 tahun, tetapi agak mahal. Kalau karung plastik bekas bungkus beras, kurang awet hanya dapat dipakai satu kali tanam saja. Dapat juga menggunakan polybag dengan ukuran 40 cm yang masih rol (belum dipotong), atau jika sudah dipotong disambung menggunakan setrika. Tiga polybag cukup dengan ketinggian kurang lebih 110 cm, dua yang mau disambung dipotong dulu bagian bawahnya baru setelah berlubang disambung. Dengan ini mungkin lebih praktis dan murah.
2. Pembuatan bangunan vertikultur
Jika menggunakan karung plastik / polybag pilih yang berdiameter 30 cm dan panjang 100 cm. Jika menggunakan karung plastik (sak ), potong dekat jahitan kemudian di jepit menggunakan bilah bambu biar dapat berdiri dengan kuat. Begitu jika menggunakan karpet talang juga dijepit dengan bilah bambu dengan cara dipaku. Jika menggunakan polybag yang disambung pun setelah diisi media juga dipasang bambu biar tidak roboh. Dalam pembuatan ini ukuran pun sama diameter 30 cm dan tinggi 100 cm. Untuk mencapai dia meter 30 cm potongan lebar harus 100 cm, padahal jika menggunakan karpet talang lebar maksimal hanya 90 cm jadi paling ukuran diameter 28 cm.
3. Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam menggunakan pisau cutter, setelah diisi dengan media tanam. Lubang tanam dapat berbentuk bulat denagndiameter 2 cm atau segitiga sama sisi dengan panjang sisi 3 cm. Jumlah lubang sebanyak 6 buah lubang dengan pengaturan selang – seling sehingga nantinya tidak saling menutupi. Lubang tanam paling bawah berjarak 10 cm begitu juga yang paling atas .
4. Penentuan jarak antar bangunan
Jarak bangunan anatara yang satu dengan yang alinnya harus cukup agar tidak bersinggungan. Jarak 100 X 100 cm sudah cukup ideal apalagi untuk tidak bersinggungan. Letak bangunan harus ditata teratur untuk memudahkan perawatan terutama penyiramman.
B. Proses Menanam
1. Penyemaian benih
Untuk cabai direndam dengan air bersuhu 50 dc (suam kuku ) selama 12 jam / semalam. Benih yang terendam yang digunakan. Media semai dengan ppupuk kandang dan pada umur 19 hari cabai sudah berdaun 8 helai. Sebelumnya media semai disiram dengan air panas untuk setirilisasi. Setelah dingin baru ditebarkan dan ditutup dengan plastik untuk memberi hangat dan kelembaban.setiap hari plastik dibuka saat menyiram. Setelah benih berkecambah umur 3 – 4 hari plastik dibuka. Penyiraman dengan sprayer agar tidak merusak tanaman. Untuk tomat, terong dan sawi tidak perlu untuk direndam biasa sawi akan tumbuh setelah umur 2 – 3 hari.
2. Penanaman
Pemindahan bibit dilakukan pada pagi hari lebih baik jika sore karena dapat adaptasi semalaman selain itu untuk mengurangi penguapan. Pemindahan harus hati – hati untuk mencegah resiko kematian dan stres karena salah satu penyebab stres adalah akar yang terputus. Sebelum bibit dicabut bibit harus disiranm dahulu agar mudah dicongkel dengan sendok juga termasuk penanaman. Penanaman dengan kemiringan 45 derajad.
3. Pemeliharaan
Untuk penyulaman juga dilakukan sore hari biar beradaptasi 12 jam dan tidak terkena sinar matahari.Untuk penyiraman disesuaikan dengan kondisi / umur tananman yang jelas jangan terlalu becek supaya tidak mudah terserang penyakit,cendawan/ jamur. Untuk musim panas sesering mungkin dilakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan ditengah atau pada sekam.
4. Analisa usaha
Dalam pembuatan vertikulture setiap bangun
Bahan | Harga | Kebutuhan | Jumlah |
karpet talang | @Rp.20.000/m | 1m x1m | Rp.20.000 |
Tanah | @Rp.7.500/sak | 3 sak | Rp.22.500 |
bambu | Rp.1.000 |
| Rp.1.000 |
Bibit tomat | @Rp.40x8 | Rp.350 | Rp.350 |
jumlah |
|
| Rp.43.550 |
Jadi dalam pembuatan vertikultur dalam setiap media membutuhkan biaya Rp.43.550,dan setiap batang tomat menghasilkan 1,5 - 2kg buah tomat. Setiap bangun vertikultur ada delapan batang jadi tinggal mengalikan 8 x 2 x 5000 = 80.000. Memungkinkan keuntungan didapat dengan harga minimal Rp.5000/kg .
5. Kendala
Dalam pembuatan vertikultur yang sangat rutin dilakukan adalah penyiraman apalagi dengan media yang sempit akan mempercepat kekeringan media.Untuk mengurangi penguapan dapat menggunakan paranet sebagai naungan tetapi beayanya mahal. Begitu juga hama, untuk musim kemarau hama yang sering menyerang adalah oret – oret yang berada didalam daun, begitu juga dengan kriting pada daun ini yang akan menyebabkan kegagalan dalam panen. Keriting daun dapat disebabkan dengan hama trip,media tanah,dan kurang intensitasnya sinar matahari dan pola penyiraman yang salah. Hama trip ini yang kadang susah untuk diatasi tetapi dengan rutinnya penyemprotan (biasa menggunakan pestisida nabati) dapat mengurangi populasi hama. Media tanam dengan perbandingan 1:1:1 antara sekam , tanah, dan pupuk kandang sedangkan yang harus diperhatikan adalah pupuk kandang yang harus sudah terurai dan jika belum akan menyebabkan keriting daun ataupun layu bakteri dan mati. Penyiraman yang dilakukan harus pagi hari karena tabung media tidak panas karena sinar matahari jika siang atau sore dan tabung belum dingin akan menyebabkan busuknya akar karena bagai disiram air panas dan ini dapat memyebabkan keriting daun. Begitu juga dengan sinar matahari pagi yang kurang cukup akan menyebabkan keriting karena dau tak dapat mengolah makanan. [kaswanto-dari berbagai sumber]