Selasa, 29 November 2011

BPS: 27,12 Juta Penduduk RI 'Nyaris' Miskin



Kamis, 07/07/2011 10:30 WIB
Ramdhania El Hida - detikFinance




Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 27,12 juta penduduk Indonesia rentan masuk kategori miskin. Saat ini pemerintah dituntut agar menjaga penduduk tersebut agar tak jatuh miskin, Demikian disampaikan Direktur Ketahanan Sosial BPS Hamonangan Ritonga saat dihubungi detikFinance, Kamis (7/7/2011).
 "Jadi penduduk miskin kita kan terdata kemarin 30,02 juta orang, ada 27,12 juta orang hampir miskin. Jadi sebetulnya yang perlu diperhatikan pemerintah itu sekitar 50 juta," ungkapnya. Hamonangan menyatakan penduduk yang tergolong hampir miskin ini bisa dikatakan rentan miskin. Ketika harga dinaikkan sehingga inflasi meningkat, maka penduduk golongan ini bisa langsung jatuh miskin. "Hampir miskin ini rentan jadi miskin karena mereka dekat-dekat dengan jatuh miskin nggak jauh dari kemiskinan, sekalinya inflasi meningkat, kenaikan harga, tiba-tiba BBM bersubsidi dinaikkan, harga beras naik dan pemberian raskin terganggu, langsung jatuh miskin mereka," ungkapnya. Pendapatan per kapita dari penduduk yang rentan miskin ini, lanjut Hamonangan, berkisar antara Rp 233 ribu hingga Rp 280 ribu per bulan. "Sekitar 20 persen kali Rp 233 ribu, jadi Rp 280 ribu, jadi antara Rp 233-280 ribu pendapatan per kapita per bulan," jelasnya.

Hamonangan menyatakan harga beras sangat mempengaruhi kehidupan para penduduk miskin dan hampir miskin ini. Pasalnya, hampir seperempat pendapatan per kapita golongan tersebut dihabiskan untuk membeli beras. "Di perkotaan 25 persen pendapatannya untuk beli beras, apalagi di desa, penduduk miskinnya menghabiskan 35 persen pendapatannya," katanya. Menurut Hamonangan, pertumbuhan di kisaran 6 persen tampaknya masih memberikan dampak kenaikan jumlah penduduk hampir miskin. Jadi pencapaian penurunan penduduk miskin sebesar 1 juta orang justru menaikkan jumlah penduduk hampir miskin.

"Pertumbuhan ekonomi yang dicapai sekarang itu memang berpotensi meningkatnya penduduk hampir miskin. Jadi yang kurang 1 juta itu bergeser ke hampir miskin, kalau harga naik, dia bisa miskin lagi," jelasnya. Untuk itu, Hamonangan menyatakan perlunya upaya pemerintah dalam menjaga harga agar penduduk yang rentan menjadi miskin ini tidak terpuruk menjadi penduduk miskin. "Sekarang memang ada program pemerintah untuk masyarakat miskin, tetapi ada program seperti program Keluarga Harapan hanya diperuntukkan untuk orang fakir karena biayanya besar. Ada program yang diberikan hanya untuk orang miskin, padahal ketika harga naik, suami meninggal, golongan hampir miskin ini bisa jatuh miskin. Belum lagi pemberian raskin yang kurang tepat sasaran, masih dipukul rata," tegasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar